Kamis, 22 Maret 2012

sebuah nasihat yang baik

Pada suatu hari, di sebuah sekolah
menengah. Saat jam istirahat, ada
perkelahian antara dua murid laki-laki di
kelas. Kerumunan murid pun berakhir
saat seorang guru datang menengahi
dan melerai mereka. Tidak lama
kemudian, saat pelajaran berikutnya
akan dimulai, Kepala Sekolah sekolah
masuk ke kelas tersebut dan langsung
menyampaikan maksud kedatangannya.
"Andika, kamu nanti datang kantor
Bapak, jam 3 sore." Seisi kelas terdiam
sedangkan murid yang dimaksud
seketika berwajah pucat pasi.
"Baik Pak," ia menjawab lemah. Habis
aku! Pasti akan dimarahi dan dikenai
sanksi gara-gara perkelahian tadi, begitu
pikir Andika.
Tepat pukul 3 sore, Andika telah ada di
depan kantor dan mengetuk pintu
ruangan kepala sekolah. Jantungnya
berdegup keras dan tubuhnya serasa
lunglai.
"Masuk!" terdengar suara dari dalam.
Andika pun masuk. Dengan takut-takut,
ia berdiri dekat meja kepala sekolah,
sambil menundukkan kepalanya dalam-
dalam.
"Duduklah Andika. Kamu tentu sudah
bisa menebak, kenapa Bapak
memanggilmu kan? Tentu berkaitan
dengan perkelahianmu tadi," kata
kepala sekolah yang diikuti anggukan
kepala Andika.
Lanjutnya, "Andika telah melanggar
peraturan tentang tidak boleh berkelahi
di dalam lingkungan sekolah, apalagi di
kelas. Tetapi ada beberapa hal yang
ingin bapak sampaikan berkaitan
dengan kasusmu ini. Pertama, bapak
senang kamu datang tepat waktu, itu
menunjukkan kamu adalah anak yang
disiplin." Beliau membuka laci mejanya,
mengambil sebuah permen, dan
meletakkannya di meja.
"Kedua, bapak menghargai
kedatanganmu saat ini. Artinya kamu
menghargai bapak sebagai guru dan
kepala sekolahmu. Kamu adalah anak
yang berjiwa besar dan siap
bertanggung jawab. Betul begitu
Andika?' Kembali Andika mengiyakan
dalam diam. Beliau mengambil permen
dan meletakkannya lagi di meja.
"Bapak sudah berbicara dengan guru
yang melerai perkelahian dan
mendengar dari beberapa temanmu.
Kamu berkelahi dengan Rudi karena
membela teman perempuan yang
dilecehkan olehnya. Benar begitu? Bapak
salut. Ini pertanda kamu adalah seorang
gentleman, laki-laki sejati. Tapi ingat:
berkelahi bukanlah pilihan untuk
menyelesaikan masalah. Andika harus
lebih bijak dan jelas, bukan dengan
berkelahi seperti tadi." Kepala sekolah
meletakkan sebuah permen lagi di atas
meja.
"Nah yang terakhir, karakter positif yang
telah Andika tunjukkan hari ini harus
dipertahankan dan dikembangkan di
masa depan. Bapak yakin kamu akan
berubah dan akan maju di kemudian
hari. Belajar lebih baik Andika, oke?"
Sambil tersenyum, beliau menambahkan
satu buah permen lagi di meja dan
menyodorkan permen-permen tersebut
ke arah Andika. "Ambillah hadiah dan
kenang-kenangan dari Bapak ini!"
Andika yang awalnya ketakutan akan
mendapat hukuman, dan tidak
menyangka justru mendapat
"penghargaan" dari kepala sekolahnya,
mengangguk mantap. "Terima kasih
Pak. Saya sangat terkejut. Bapak tidak
menghukum saya bahkan memuji dan
menghargai saya. Saya berjanji, pasti
berubah dan akan lebih rajin belajar
untuk masa depan saya sendiri."
Pembaca yang Bijaksana,
Betapa pentingnya nilai budi pekerti
ditanamkan kepada anak-anak sejak
dini. Kita tahu, mereka kadang
melakukan kesalahan tetapi kalau cara
kita sekadar keras dengan hanya
menghukum tanpa diberi pengertian
yang baik, tentu akan melahirkan
ketidaksehatan perkembangan mental.
Antara lain, bisa menimbulkan sakit hati,
dendam, kebencian, depresi, putus asa,
dan sifat-sifar negatif lainnya.
Akan tetapi bila kita mampu
memberikan pengertian sekaligus
menanamkan budi pekerti yang baik,
sekalipun ada hukuman, tetap nilainya
akan berbeda. Harga diri dan
kepercayaan diri anak-anak tetap terjaga
dan sangat positif dalam pertumbuhan
di kehidupan mereka selanjutnya.
Salam sukses luar biasa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

beri komentarnya ya..